Kijang di belantara Kalimantan, atau disebut juga Muncak Kuning Kalimantan atau
Kijang Keemasan Kalimantan atau dalam bahasa Inggris sebagai Bornean yellow muntjac yang bernama latin Muntiacus atherodes, keberadaannya masih membuat banyak orang penasaran.
Kabarnya, hewan langka berbulu warna kuning kecoklatan ini hidup di kawasan hutan Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Namun Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Selatan belum bisa memastikan keberadaan satwa unik itu.
Kepala Seksi Konservasi BKSDA Kalimantan Selatan, Ridwan Effendi di Banjarmasin, Kalsel, mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada foto atau video yang mampu merekam keberadaan satwa yang disebut-sebut hidup di wilayah Kalimantan Selatan ini.
Dia mengakui, memang banyak cerita dari mulut ke mulut tentang keberadaan satwa liar itu. Bahkan, kata dia, beberapa warga mengaku sempat menemui
kijang emas.
Hanya saja, tak ada satu pun foto yang autentik yang memastikan bentuk atau keberadaan satwa itu. Lain halnya dengan kelinci Sumatera yang juga berbulu keemasan, tetapi ada fotonya.
BKSDA, kata Ridwan, nantinya mencoba memasang kamera khusus yang mampu merekam keberadaan kijang emas, satwa yang menjadi perbincangan di kawasan Hutan Peleihari.
Berdasarkan catatan,
kijang emas atau juga disebut “kijang kuning” (Muntiacus atherodes) dan terkadang sering dijumpai warga di kawasan Pegunungan Meratus, Kalimantan.
Secara morfologi, pada bagian atas (punggung) satwa liar ini berwarna merah kekuning-kuningan dengan sebaran kepirang-pirangan di sepanjang bagian tengah, terutama leher/tengkuk. Sementara bagian bawah (perut) pucat kekuning-kuningan.
Ekor bagian atas berwarna cokelat gelap dan kuning agak kecil serta ramping dengan tinggi bahu 50 cm. Ukuran panjang dari kepala dan badan (tidak termasuk panjang ekor) 86-92 cm dengan berat 13,5-17,7 kg.
Tanduknya tidak memiliki cabang dengan panjang 1,6-4,2 cm dan panjang tangkai tanduk 6,5-8,7 cm.
sumber:https://indocropcircles.wordpress.com/