John
Coudwell adalah salah satu
miliarder di Inggris dengan jumlah kekayaan
mencapai 2 miliar euro. Tak hanya itu, ia juga memiliki dua rumah mewah
yang sangat luas, kapal pesiar mewah, helikopter, dan koleksi
mobil-mobil mewah.
Dilansir
Daily Mail, Jumat 3 Oktober
2014, Caudwell dikenal sebagai raja produsen ponsel. Dia pendiri Phones
4U. Saat berjaya, dia sangat menikmati kemewahan dan kelimpahan harta
yang makin bertambah. Tapi demi itu, dia juga harus bekerja keras.
"Hal
favorit yang sering saya lakukan adalah datang ke London dari rumah
saya di Staffordshire dengan helikopter pribadi," ujarnya.
Rumah mewahnya di Staffordshire ditaksir memiliki harga 10 juta euro, sementara rumah yang di London seharga 85 juta euro.
Gaya
hidup mewah dan berkelimpahan harta mungkin membuat sebagian orang
merasa iri dan ingin sepertinya. Tetapi, ada duka di balik pintu
rumahnya yang berlapis emas.
Baru-baru ini terungkap, bahwa anak
tertua Caudwell dari mantan istrinya Kathryn McFarlane, Rufus, yang baru
berusia 19 tahun menderita agorafobia, ketakutan saat berada di tempat
di mana bantuan tidak tersedia. Penderita agorafobia selalu merasa takut
di kerumunan dan lebih memilih untuk menyendiri.
Penyakit itu
menyebabkan anak lelakinya menghabiskan sebagian besar hidupnya terbatas
di kamar tidur, ia tidak pernah meninggalkan rumah.
Sementara
itu, pekan ini, Caudwell dengan Claire Johnson, teman hidupnya selama 15
tahun memutuskan untuk berpisah. Saat ini, mereka hanya mengkhawatirkan
Jacobi, anak mereka yang berusia 10 tahun.
"Kami telah melewati
pembicaraan yang menyakitkan dan sampai pada titik di mana kami memilih
untuk berpisah. Ini solusi yang lebih baik, dibanding tetap hidup
berama-sama," ujarnya.
"Jacobi, anak kami, memang menjadi fokus
perhatian kami, kami sangat khawatir dia akan berdampak dengan
perpisahan ini. Yang saat ini bisa kami lakukan adalah meyakinkan dia
bahwa dia memiliki orang tua yang sangat mencintainya," ungkapnya.
Situasi
lain yang menjadi fokusnya adalah perkembangan Rufus yang menderita
agorafobia. Menurutnya, sudah 8,5 tahun Rufus berjuang mati-matian untuk
menghadapi penyakitnya yang semakin parah.
"Melihat penderitaan
anak yang kita cintai setiap hari, itu sangat menyakitkan. Dia telah
berjuang 8,5 tahun melawan penyakit itu, dan kami telah mengupayakan
pengobatan yang terbaik di berbagai negara," paparnya.
"Sebelumnya
dia sangat tampan, anak yang sangat berbakat. Saya sangat sedih melihat
kondisinya. Dia dikelilingi banyak orang yang mencintainya, tapi
cinta
itu tak bisa menyembuhkan depresinya. Kalau saja itu bisa," katanya
sembari menangis.
"Mungkin saya orang pertama yang mengatakan
bahwa kekurangan uang memang bisa menyebabkan penderitaan. Tetapi, yang
lebih penting,
uang tidak bisa membeli kebahagiaan," imbuhnya.
"Saat
Anda merasakan apa yang saya alami saat ini, Anda pasti akan mengatakan
hal yang sama. Uang tidak mampu menjadi solusi permasalahan Anda, uang
tidak bisa mengubah ketdakberdayaan Anda saat melihat darah daging Anda
berjuang melawan penyakitnya," katanya.
"Yang benar-benar penting
pada akhirnya adalah kesehatan. Jika Anda tidak memiliki itu, maka
semua uang yang ada di dunia ini sekalipun tidak akan pernah membuat
Anda bahagia," katanya.
Itu
cerita sekilas soal keluarga Caudwell. Kini ia menjalani hidup dengan
sangat sederhana. Sangat bertolak belakang dengan kekayaan yang
dimilikinya.
Misalnya, rumah mewahnya di London sebenarnya
adalah gabungan dua rumah mewah yang memiliki terowongan bawah tanah. Ia
membelinya tahun lalu dari Pangeran Jefri, adik dari Sultan Brunei.
Dia
berencana merenovasi mega mansion mewahnya itu dengan persiapan dana
250 juta euro. Tentu, Anda kemudian bertanya, berapa banyak kamar mewah
yang kosong di rumah itu?
Sadar bahwa uang tak bisa membeli
kebahagiaan, Caudwell kemudian mengambil langkah, yakni menyumbangkan
setengah dari keuntungan
bisnisnya untuk amal. Ia juga membuat surat
wasiat, bahwa sebagian besar kekayaannya akan ia sumbangkan untuk
kegiatan sosial.
"Ini menjadi motivasi hidup saya saat ini,
semakin besar kekayaan yang dapat saya kumpulkan, maka semakin besar
pula dana yang bisa saya berikan untuk amal. Jadi, seluruh pekerjaan dan
semangat yang saya miliki, semuanya dimotivasi untuk itu," ungkapnya.