Mitos yang beredar, presiden yang datang ke Kota Kediri akan terguling dari kekuasaanya. Namun begitu, meski sudah ada catatan fakta tentang kutukan itu sepertinya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak takut dengan hal itu. Begitu Kelud meletus SBY langsung ke Kediri. Akankah SBY bernasib sama dengan para pendahulunya yang dipaksa lengser?
Ada kemungkinan bahwa suatu peradaban dengan kecanggihan teknologi di masanya telah datang dan pergi. Ada banyak misteri tentang peradaban masa lalu di seluruh dunia. Salah satunya yang tersisa hingga kini adalah misteri dan keangkeran Kota Kediri di mana Gunung Kelud yang baru saja meletus berada. Kediri layaknya sebuah kutukan bagi Presiden RI. Tapi bagi Presiden SBY itu tak berlaku.
Maka tak salah ketika kemudian kedatangan Presiden SBY ke Kediri, Senin 17 Februari lalu atau empat hari pasca erupsi Gunung Kelud, mengundang banyak pendapat masyarakat. Sebagian besar warga berpendapat kedatangan SBY ke Kediri merupakan keberanian yang jarang dimiliki oleh presiden-presiden sebelumnya.
Keangkeran Kediri terhadap kunjungan kenegaraan, terbukti dengan lengsernya beberapa Presiden RI setelah melakukan kunjungan kerja ke Kediri. Antara lain Prsiden Soekarno, BJ Habibie dan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Usai melakukan kunjungan, tak lama
kemudian tiga presiden itu benar-benar lengser dari jabatanya.
Yang masih lekat dalam ingatan, tiga hari usai melakukan kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Presiden Abdurrahman Wahid lengser dari jabatannya. Begitu juga dengan Presiden BJ Habibie yang lengser setelah tak lebih dari tiga bulan datang ke Kediri.
Keangkeran Kediri bagi kunjungan presiden juga pernah diakui mantan Presiden Soeharto. Selama selama 32 tahun memimpin Indonesia, dia tak sekalipun berani datang ke Kediri. Mitos yang dipercaya jika seorang presiden bakal lengser tahta saat datang ke Kediri
berawal dari legenda Kali Brantas, sebuah sungai yang membelah wilayah ini. Pendek kata, berdasar sejarah lisan disebutkan Sungai Brantas ini menjadi kutukan. Bagi raja atau yang sekarang disebut presiden berani melintasi sungai maka tak lama dia akan lengser.
Meski begitu Presiden SBY tak ragu-ragu “menabrak” mitos itu. Tapi dia punya trik. Sebagai catatan, pada erupsi Gunung Kelud tahun 2007 Presiden SBY yang berangkat dari Surabaya terpaksa harus memutar lewat Blitar untuk menuju ke lokasi pengungsian di Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. tujuannya agar tidak menyeberangi Kali Brantas.
Kala itu Presiden SBY mengatakan, dirinya mengambil risiko kekuasaannya akan jatuh untuk mengunjungi korban ancaman Gunung Kelud yang akan meletus di Kediri dan Blitar, Jawa Timur. Dia tetap menginap bersama pengungsi di Kediri, meski mitos yang beredar di masyarakat menyebutkan presiden yang datang ke daerah ini akan terguling dari kekuasaanya.
“Kemarin saya mau ke Kediri, sms masuk luar biasa, Pak SBY jangan ke kediri nanti Anda jatuh,” kata Presiden SBY saat membuka Musyawarah Nasional FKPPI, di Caringin Bogor, 29 Oktober 2007.
Tidak hanya lewat pesan pendek, larangan ke Kediri juga disampaikan langsung, lewat telepon dan surat. Intinya, meminta SBY tidak berkunjung ke Kediri. Mitos tersebut tidak mengubah niatnya datang melihat langsung pengungsi Gunung Kelud. “Tidak mungkin saya berhipotesa tentang kekuasaan sementara rakyat saya di Blitar dan Kediri mengalami ancaman letusan Gunung Kelud. Saya harus datang dibandingkan risiko yang harus didapat, kalau yang dimitoskan itu benar terjadi,” tutur SBY.
Dia menyadari tidak ada pemimpin yang langgeng berkuasa. Sebelum bertolak, dirinya sholat terlebih dahulu sebagai penolak mitos tersebut. Dia juga berpendapat dalam menjalankan pemerintahan harus berpedoman pada sikap yang rasional. Terbukti, SBY tak mengalami satu hal apapun setelah kunjungan itu. Bahkan, kembali menjadi Presiden RI untuk kali kedua periode 2009-2014.
Kesaktian SBY Bermain Siasat
Kesaktian sering juga disebut kemampuan batin yang tinggi, super power, adi duniawi, supra natural, hipnotis, mentalis dan sulap, yang dalam Bahasa Pali (Indo Arya) disebut Iddhi, Nyana dan masih banyak lagi.
Namun, dari manakah sebenarnya kesaktian itu muncul atau diperoleh manusia? Dan dengan cara apakah kesaktian itu dapat dengan mudahnya dimiliki oleh sebagian orang? Pertanyaan seperti itu pasti sering keluar dalam benak setiap orang. Lain dulu, lain sekarang. Bila dulu kesaktian selalu identik dengan aneh tapi nyata, namun kini kesaktian adalah nalar dan akal.
Barangkali, akal itulah wujud kesaktian Presiden SBY dalam melawan mitos. Dengan bermain siasat, presiden kelima RI ini mampu mengalahkan sabda Prabu Airlanngga yang berucap bahwa pemimpin yang menyeberangi sungai Brantas akan jatuh dari kekuasaannya.
Bila di tahun 2007 siasat SBY menghindari Sungai Brantas dengan rute memutar lewat Blitar. Namun kali ini, mantan Kaster ABRI tahun 1999 tersebut memiliki cara lain yang lebih berani, yaitu menyeberang aliran kali Brantas.
Kabag Media dan Dokumentasi Biro Humas dan Protokol Pemprov Jawa Timur Anom Surahno, menyampaikan dalam perjalanannya menuju posko pengungsi korban letusan Gunung Kelud di Posko Badan SAR Nasional, Wates Kediri, rombongan Presiden SBY meluncur dari Madiun menuju Kediri melalui jalan provinsi Kertosono, Nganjuk.
“Rombongan lewat jalur umum. Dari Madiun menuju Kediri lewat Kertosono,” ungkapnya kepada lensa indonesia.
Keputusan rombongan
presiden menyeberang Kali Brantas ini sempat menimbulkan kekhawatiran banyak pihak yang percaya terhadap mitos. Namun nalar kembali menjadi pemenang. SBY diyakini selamat tidak lengser dari tahta sebelum massa kepemimpinannya habis sebab aliran Kali Brantas yang diseberanginya berada diluar wilayah Kediri.
Presiden SBY sebdiri tiba di posko pengungsi kedua yang dikunjunginya di
Kediri Jawa Timur yaitu Posko Badan SAR Nasional, Wates Kediri pukul 14.20 WIB dalam keadaan selamat, dan segar bugar sampai sekarang.
Di Posko ini Presiden berdialog dan mendengarkan pemaparan mengenai letusan Gunung kelud langsung dari Kepala Badan geologi ESDM Surono. Turut hadir dalam pemaparan tersebut Kapolda Jatim Irjenpol Unggung Cahyono, Pangdam Brawijaya Mayjen TNI R.Ediwan Prabowo, Bupati Kediri Hariyanti Soetisno, Kepala Basarnas, Gubernur Jatim Soekarwo, Menkes Nafsiah Mboi, Menteri Lingkungan Hidup Balthazar Kambuaya, dan Kapolri Jenderal Sutarman.
“Saya datang ingin melihat langsung kondisi. Kita utamakan dulu untuk mendengar laporan kepala BNPB dan kepala Geologi ESDM Mbah Rono. Mulai dari Cirebon dan Yogyakarta saya sudah lihat langsung dampaknya, Key question saya, apa pola dan perlilaku Gunung Kelud kedepannya ? Apakah akan ada letusan atau aktivitas susulan?” kata Presiden SBY.@ridwan_LICOM.
Sumber: Koran Lensa Indonesia